Senin, 28 April 2014

Bakakak hayam - resep andalan keluargaku


Setiap keluarga pasti punya resep andalan yang jadi selalu jadi suguhan istimewa untuk tamu istimewa atau acara spesial keluarga. Nah keluarga saya punya sajian satu ini yang sudah jadi favorit puluhan orang yang sudah pernah kami suguhkan sajian ini, termasuk orang-orang penting yang cukup dikenal seperti Bupati Garut terpilih H. Rudi Gunawan beserta sang istri, istri dari Ridwan Kamil Walikota bandung sampai artis Berry Prima.
Sesuai dengan judul posting ini, nama sajian istimewa ini adalah Bakakak Hayam alias ayam panggang kalau dalam bahasa Indonesia. Bahannya sederhana saja hanya ayam kampung asli (bukan pejantan), garam, vetsin, jeruk nipis dan minyak sayur, tapi keunikan dari tekhnik pematangan ayam inilah yang membuat cita rasa bakakak hayam ini menjadi tak telupakan.
Karena keunikannya inilah maka kali ini saya akan coba bahas mengenai makanan favorit keluarga saya, semoga bisa menjadi isnpirasi bagi pembaca blog saya dan bisa menjadi sebuah catatan sejarah dari warisan kuliner keluarga saya.
Oke kita mulai ya cerita mengenai cerita tentang si bakakak hayam ini!
Pertama dan yang paling penting dari proses pembuatan bakakak hayam ini adalah pemilihan ayam kampung yang tepat. Tepat disini meliputi umur ayam yang tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua dan sebisa mungkin ayam kampung tersebut tidak diternakan dikandang dan diberi makan pelet. Kami sampai punya supplier ayam kampung sendiri yang memang si tukang jualnya ini mencari ayam ke kampung-kampung yang dipelihara begitu saja tanpa diternak atau diberi makan pelet. Jadi ayam kampungnya bener-bener ayam kampung yang cari makan sendiri sisa makanan di rumah yang punya, dia berkeliaran kesana kemari karena enggak diternak dikandang. Percaya atau engga untuk yang fanatik ayam kampung, ayam model begini memberikan rasa kegurihan yang berbeda dengan ayam kampung ternak.
Kedua adalah proses pemotongan, pembersihan ayam dan pencabutan bulu yang juga ada tekhnik-tekhnik tertentu yang saya sendiri kurang paham karena saya enggak pernah sampai memperhatikan betul detail pembersihan si ayam ini. Kata ibu saya siihh kalau tahap ini juga ada yang salah si ayam enggak akan terlalu gurih dan hasil pembakaran akan kurang sempurna.
Ketiga adalah pemberian bumbu. Untuk ayam bakakak ini karena memang kita pakai bahan baku kualitas terbaik maka bumbu-nya enggak usah banyak-banyak cukup garam, penyedap dan cairan jeruk nipis.  Karena bumbu minimalis inilah kualitas ayam harus yang bener-bener baik.
Terakhir tentu proses pematangannya. Caranya adalah :

Siapkan kayu yang telah dibentuk seperti tongkat dengan panjang kurang lebih 70-80 cm lalu runcingkan ujungnya. Kayu ini gunanya untuk menusuk kedua sisi ayam. Lalu siapkan pohon pisang yang telah dibelah dua untuk menancapkan kayu tadi. Setelah itu isi tengah diantara kedua pohon pisang ini dengan kayu bakar, lalu nyalakan api hingga kayu bakar mengeluarkan asap yang banyak.
Setelah asap keluar banyak, tancapkan ayam di pohon pisang berjejer seperti gambar di bawah ini :


Biarkan ayam dalam posisi seperti itu hingga lemak ayam luruh. Seteleh bagian dalam agak kering, balikkan ayam dan lakukan hal yang sama dengan ayam bagian luar tersebut.



Proses ini memakan waktu hingga kurang lebih 2-3 jam karena ayam matang oleh asap kayu bakar jadi membutuhkan waktu yang cukup lama.

Setelah seluruh permukaan ayam kering dan matang hingga ke dalam. Bakar ayam di atas bara sebentar hanya untuk mengeringkan dan menguningkan kulit ayamnya.







Maka setelah 3 jam lebih jadilah bakakak hayam legendaris resep turun temurun keluarga kami.

Taraaaa......



Kita enggak pernah heran kalau makan ayam ini engga cukup satu potong, karena banyak kejadian yang makan ayam ini bisa habis 1 sampai 2 ekor sendiri hehehehe karena memang enaakk banget. Rasa gurih dari daging ayam kampung yang agak sedikit smoky (karena pengaruh pengasapan) dan kulit ayam yang gurih garing renyah bikin klepek klepek deh.

Segitu dulu yaa bahasan kali ini, mudah-mudah yang baca bisa coba bakakak ini suatu saat nanti dan bener-bener ngerasain kedahsyatan rasa ayam ala kampung yang minim bumbu tapi maxi rasa ini.



2 komentar:

  1. Biasanya ayamnya disajikan dengan apa Mb? Misal lalap atau sambal khusus gitu?

    BalasHapus
  2. Lalapannya rebus daun singkong sama sambel special keluarga namanya sambel di GB yang pedeeessss tapi gurih... next time saya posting sambelnya deh :)

    BalasHapus